Bangkit dari Keterpurukan, Kisah Inspirasi Penerima Manfaat Program Ibu Tangguh BSI Maslahat

Pandemi Covid-19 meninggalkan jejak panjang, tidak hanya dalam aspek kesehatan, tetapi juga dalam bidang ekonomi dan sosial. Banyak keluarga kehilangan kepala rumah tangga, sehingga para ibu harus tampil di garis depan sebagai penopang keluarga. Dari sekian banyak kisah perjuangan tersebut, hadir cerita inspiratif dari Ibu Sri Martini dan Ibu Siti Saroh, penerima manfaat Program Ibu Tangguh BSI Maslahat, yang berhasil bangkit dari keterpurukan setelah kehilangan suami, dan kini mampu berdiri mandiri demi keluarganya.

Program Ibu Tangguh menyasar keluarga pencari nafkah terutama yang meninggal terdampak Covid. Bantuan yang diberikan diantaranya adalah bantuan penguatan ekonomi yang terdiri dari modal usaha, pelatihan, dan pendampingan usaha; bantuan pendidikan yang terdiri (beasiswa dan biaya pendampingan), dan bantuan biaya hidup. Tujuan dari program ini agar keluarga terdampak bisa lebih terampil menggunakan uang dan optimal dalam menjalankan usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Sri Martini: Dari Ayam Geprek Rumahan, Kini Punya Kios Sendiri

Sri Martini adalah salah satu penerima manfaat Program Ibu Tangguh Batch 1. Tinggal di Bojong Gede, Kabupaten Bogor, ia harus menanggung peran ganda sebagai ibu sekaligus kepala keluarga setelah suaminya meninggal saat pandemi. Kehilangan tersebut membuatnya sangat terpuruk, namun ia tahu dirinya harus kuat demi anak dan orang tuanya.

Dengan segala keterbatasan, Bu Sri melanjutkan usaha kecil berjualan ayam geprek, yang menjadi tumpuan hidupnya sehari-hari. Melalui bantuan dari Program Ibu Tangguh, ia mendapatkan modal untuk membeli peralatan yang dapat mendukung bisnisnya. Dari bantuan tersebut, perlahan usahanya berkembang. Kini, ia tidak hanya menjual ayam geprek, tetapi juga membuka kios nasi uduk dan warung kelontong di dekat rumahnya.

Baca juga : BSI Maslahat Dukung Perempuan Kepala Keluarga dalam Mengembangkan Usaha & Meningkatkan Kesejahteraan 

“Bantuan dari Program Ibu Tangguh sangat membantu, apalagi pembinaannya. Saya jadi belajar pembukuan keuangan dan tips dalam membangun bisnis. Alhamdulillah sekarang saya bisa beli kios sendiri dan mengembangkan usaha saya,” ujar Bu Sri dengan senyum penuh syukur.

Perlahan namun pasti, usahanya mulai menunjukkan hasil. Dari keuntungan yang ia sisihkan sedikit demi sedikit, Bu Sri akhirnya mampu menyekolahkan kembali anaknya, sebuah pencapaian yang dulu terasa mustahil karena biaya yang sangat tinggi. Tak hanya itu, ia juga mulai bisa menafkahi kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, serta menciptakan kemandirian ekonomi bagi keluarganya.

Kini, Bu Sri bukan hanya seorang ibu tangguh, tetapi juga simbol harapan bagi banyak perempuan yang tengah berjuang. Ketekunan dan semangatnya menjadi inspirasi, bahwa dari usaha sederhana pun, mimpi besar bisa tumbuh dan mengubah kehidupan.

Siti Saroh: Dari Keripik Pisang Rumahan, Kini Punya Toko Cemilan Besar

Berbeda dengan Bu Sri, kisah Bu Siti Saroh dimulai dari kesedihan mendalam setelah kehilangan suaminya akibat pandemi. Tinggal di Depok, Jawa Barat, ia harus bangkit dan menguatkan dirinya demi anak-anak. Terlebih bagi Ibu Siti, yang pada saat itu masih harus merawat buah hatinya yang baru berusia satu tahun. Dalam kondisi penuh keterbatasan, ia mencoba membuat keripik pisang sendiri dan menjualnya di depan rumah.

Perjalanan itu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilalui. Di tengah duka yang mendalam karena kehilangan suami, ia juga dihadapkan pada tanggung jawab besar sebagai seorang ibu tunggal. Setiap hari adalah perjuangan, antara menenangkan tangisan bayi, mencari penghasilan untuk kebutuhan sehari-hari, dan menjaga semangat agar tidak runtuh di hadapan anaknya.   Namun, berkat bantuan dari Program Ibu Tangguh Batch 2, Bu Siti mendapatkan modal usaha sekaligus pembinaan bisnis. Perlahan tapi pasti, ia mengembangkan usahanya hingga mampu membuka sebuah toko yang diberi nama Toko Salsa Snack Store. Kini, tokonya tidak hanya menjual keripik pisang, tetapi juga berbagai produk cemilan lain dari para produsen lokal yang menitipkan dagangan mereka.

Baca juga : Kelompok Tani Agro Mulya: UMKM Binaan BSI Maslahat Sukses Berdayakan Mustahik Lewat Budidaya Ikan Bioflok

Omzet usahanya pun meningkat drastis. Jika dulu hanya ratusan ribu rupiah per bulan, kini ia mampu meraih omzet rata-rata Rp10 juta setiap bulannya.

“Alhamdulillah, saya sangat terbantu dengan adanya Program Ibu Tangguh. Bantuan ini membuat saya bisa melewati masa-masa sulit secara finansial hingga akhirnya mampu membangun usaha yang lebih besar. Program ini bukan hanya memberikan modal, tapi juga pembinaan bisnis yang sangat bermanfaat, didampingi mentor yang kompeten dan sabar membimbing saya,” tutur Bu Siti penuh rasa syukur.

Dari Keterpurukan Menjadi Harapan

Kisah Bu Sri Martini dan Bu Siti Saroh adalah cermin keteguhan hati para perempuan kepala keluarga yang sempat terpuruk akibat kepergian suami pasca pandemi. Mereka harus menguatkan diri demi anak-anak dan keluarganya. Dengan dukungan dari Program Ibu Tangguh BSI Maslahat, mereka mampu bangkit, mandiri, dan bahkan memberi manfaat bagi lingkungan sekitarnya.

Setiap langkah usaha mereka bukan hanya tentang bertahan hidup, tetapi juga tentang membangun masa depan yang lebih baik bagi keluarga. Program Ibu Tangguh menjadi bukti nyata bahwa dengan dukungan yang tepat, perempuan mampu menjadi motor penggerak ekonomi keluarga sekaligus inspirasi bagi masyarakat luas.

Semoga cerita ini menjadi motivasi bahwa dari keterbatasan selalu ada peluang, dari kesedihan lahir kekuatan, dan dari seorang ibu lahir harapan untuk masa depan yang lebih sejahtera.

Simak kisah lengkapnya di Kisah Inspiratif Ibu-Ibu Tangguh Tulang Punggung Keluarga