Jakarta, 20 Agustus 2025 – Harapan baru hadir bagi Shazia Salsabiluna, atau biasa dipanggil Una. Di usianya yang baru tiga tahun, ia sudah harus berjuang menghadapi penyakit berat: meningitis TBC, hidrosefalus, dan paresis syndrome. Sejak usia 1 tahun 10 bulan, Una harus menjalani perawatan intensif akibat komplikasi yang membuatnya kehilangan sebagian fungsi tubuh.
Di tengah perjuangan panjang itu, BSI Maslahat hadir membawa harapan baru. Tim BSI Maslahat menyerahkan bantuan berupa susu nutrisi, ultrasonik nebulizer, alat suction, serta perlengkapan kesehatan lain di rumah keluarga Una di Kota Bambu Selatan, Jakarta Barat. Bantuan ini menjadi angin segar bagi keluarga kecil itu, yang sebelumnya hanya bisa meminjam alat kesehatan untuk mendukung perawatan putrinya.
Orang tua Una sangat bersyukur atas bantuan yang diberikan oleh BSI Maslahat “Terima kasih banyak untuk para donatur BSI Maslahat yang sudah membantu alat kesehatan untuk Una seperti nebulizer, alat suction, dan lainnya. Kami hanya bisa mendoakan semoga sehat selalu, rezekinya lancar, dan sukses terus, aamiin,” ungkap Reza, ayah Una dengan penuh rasa syukur.
Perjuangan Una Melawan Meningitis TBC
Perjalanan sakit Una bermula dari batuk yang tidak kunjung sembuh. Setelah dirawat, hasil pemeriksaan awal menunjukkan negatif TBC. Namun tak lama setelah pulang, kondisinya tiba-tiba menurun drastis. Una menjadi linglung, mengalami kejang, kehilangan kesadaran, hingga akhirnya koma. Keluarga begitu terpukul karena sebelumnya Una adalah anak yang sehat dan ceria. Dokter bahkan menyampaikan kondisi Una sangat kritis dan kemungkinan terburuk adalah kematian. Jika pun selamat, Una diperkirakan tetap akan mengalami cacat permanen.
Baca juga: Bantuan Kaki Palsu untuk Sanaji dari BSI Maslahat
Kini, Una menjalani rutinitas terapi tiga kali seminggu, terdiri dari dua kali terapi fisik dan satu kali terapi bicara. Meski jadwal terapi sudah berkurang dari sebelumnya setiap hari, beban finansial keluarga tetap berat. Tidak semua pengobatan ditanggung BPJS, sehingga setiap bulan orang tua Una harus mengeluarkan sekitar Rp1,5 juta untuk obat-obatan tambahan. Ayahnya bekerja sebagai ojek online sehingga tidak bisa mencukupi seluruh biaya pengobatan Una. Kebutuhan sehari-hari mereka banyak terbantu dari dukungan kakek dan nenek Una.
Dalam kondisi seperti itu, bantuan berupa alat kesehatan sangat berarti. Nebulizer membantu mengubah obat cair menjadi uap untuk memperlancar pernapasan, sementara alat suction berguna mengeluarkan lendir atau cairan dari saluran napas agar tidak terjadi penyumbatan. Kedua alat ini penting dalam menunjang kehidupan sehari-hari Una yang sebelumnya hanya bisa didapatkan dengan cara meminjam. Kini, berkat bantuan dari donatur BSI Maslahat, beban keluarga Una berkurang karena kebutuhan utama tersebut dapat terpenuhi.
Kehadiran BSI Maslahat bukan hanya memberi dukungan medis, tetapi juga memberikan semangat baru bagi keluarga. Bantuan ini menjadi simbol kepedulian, doa, dan solidaritas dari banyak pihak. Bagi orang tua Una, setiap uluran tangan yang datang bukan sekadar mengurangi beban finansial, tetapi juga memberi keyakinan bahwa mereka tidak sendirian dalam perjuangan panjang ini.
Di balik keterbatasan, Una tetap menjadi inspirasi kecil yang mengajarkan arti kesabaran dan ketabahan. Perjalanan ini memang masih panjang, namun berkat bantuan dan doa dari banyak pihak, harapan itu terus menyala. Bersama dukungan para dermawan, Una dan keluarganya percaya bahwa hari esok masih bisa mereka sambut dengan senyuman.
Baca juga: BSI Maslahat Dorong Ketahanan Pangan Pesantren Lewat Program Pesantren Sehat di Cilacap dan Jombang