BSI Maslahat Dukung Pertumbuhan Ekonomi Syariah Lewat Kemandirian Ekonomi Pesantren

BSI Maslahat Dukung Pertumbuhan Ekonomi Syariah yang Inklusif Lewat Kemandirian Ekonomi Pesantren

Jakarta, 9 Oktober 2025 —BSI Maslahat dukung pertumbuhan ekonomi syariah lewat kemandirian ekonomi pesantren dalam kegiatan International Seminar On Islamic Economics tahun 2025. Mengusung tema “Shaping the Future of Islamic Finance: Challenges and Opportunities Amid Global Uncertainty” seminar ini dilaksanakan di Hotel Kempinski Jakarta pada  Kamis (2/10). 

Baca juga: BSI Maslahat Gelar Pelatihan dan workshop pengembangan Skema Bisnis LKMS-BWM 

Seminar ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mendalam mengenai strategi dan peran ekonomi keuangan syariah dalam mengatasi tantangan pembangunan global serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Direktur Eksekutif BSI Maslahat, Sukoriyanto Saputro sebagai salah satu narasumber seminar, menyampaikan materi berjudul “Pemberdayaan Ekonomi Pesantren untuk Mendukung Pertumbuhan Inklusif.” 

BSI Maslahat Dukung Pertumbuhan Ekonomi Syariah yang Inklusif Lewat Kemandirian Ekonomi Pesantren

Dalam paparannya, Sukoriyanto menjelaskan bahwa “dinamika pesantren di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat seiring berkembangnya zaman. Kini, pesantren tak hanya identik sebagai lembaga pendidikan agama, namun juga diharapkan dapat berkontribusi dalam mensejahterakan ekonomi umat. Dalam pengembangannya, penerapan model bisnis dan sistem bisnis yang tepat mampu mendorong kemandirian ekonomi pesantren. Salah satunya LKMS-BWM yang diamanahkan  oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kepada BSI Maslahat” ujar Sukoriyanto. 

LKMS-BWM merupakan Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang didirikan dan diawasi oleh OJK. Tujuan pendirian LKMS-BWM adalah untuk membangun ekosistem inklusi keuangan syariah di lingkungan pesantren. Program ini berfokus menyediakan akses pembiayaan bagi masyarakat kecil produktif, khususnya pelaku usaha ultra mikro yang belum memiliki akses ke lembaga keuangan formal. 

BSI Maslahat kini mengelola 62 BWM yang tersebar di 19 provinsi di seluruh Indonesia. Data kinerja LKMS-BWM per Juli 2025 mencatat total nasabah sebanyak 105,33 ribu orang. Jumlah pembiayaan yang telah disalurkan kepada masyarakat penerima manfaat mencapai Rp200,99 miliar.

BSI Maslahat Dukung Pertumbuhan Ekonomi Syariah yang Inklusif Lewat Kemandirian Ekonomi Pesantren

Selain pembiayaan, nasabah juga mendapat pendampingan spiritual melalui kegiatan Halaqah Mingguan (HALMI). BSI Maslahat juga memberi dukungan bagi pelaku UMKM berupa pelatihan dan pendampingan legalitas usaha. Para pengurus LKMS-BWM juga rutin mengikuti pelatihan untuk meningkatkan kapasitas SDM. 

Seluruh upaya ini dilakukan agar program LKMS-BWM dapat memperkuat kemandirian ekonomi masyarakat pesantren. Program tersebut menjadi bagian penting dalam pengembangan ekosistem ekonomi syariah yang inklusif dan berkelanjutan. 

Baca juga: BSI Maslahat Serahkan Buku “Bertumbuh Tanpa Sekat” kepada KH Ma’ruf Amin, Apresiasi Sebagai Penggerak Utama Program LKMS-BWM 

Selain program LKMS-BWM, BSI Maslahat juga menjalankan berbagai program strategis untuk memberdayakan ekonomi pesantren. Program tersebut meliputi: 1) pemberdayaan pesantren melalui klaster ternak domba atau kambing, 2) program UMKM berbasis pesantren, 3) program pesantren sehat.  

BSI Maslahat Dukung Pertumbuhan Ekonomi Syariah yang Inklusif Lewat Kemandirian Ekonomi Pesantren

Program pemberdayaan pesantren melalui klaster ternak domba atau kambing (doka) merupakan inisiatif pengembangan peternakan berbasis pesantren. Dalam program ini, pesantren mendapatkan pelatihan dan pendampingan pengelolaan peternakan selama dua tahun. Pendampingan mencakup pengadaan hewan ternak, pembangunan kandang, penyediaan pakan, serta pelatihan perawatan ternak dan kewirausahaan bagi para santri. Saat ini, klaster doka pesantren telah berkembang di delapan lokasi di Indonesia, antara lain di Kaliwungu, Demak, Kudus, Sukoharjo, Trenggalek, Kediri, Jember, Blitar, dan Lombok. 

Program UMKM berbasis pesantren merupakan program pemberdayaan pesantren melalui penyediaan unit usaha untuk mendukung kemandirian ekonomi pesantren. Dukungan usaha pesantren disalurkan dalam bentuk minimarket, toko ATK, holtikultura, usaha laundri, produksi air minum kemasan, usaha digital printing dan penguatan koperasi/BMT. Sampai saat ini telah tersebar di 31 titik pondok pesantren di seluruh Indonesia. 

Program Pesantren Sehat merupakan inisiatif yang mengedepankan kemandirian pangan dengan mengoptimalkan lahan pertanian dan peternakan di lingkungan pesantren. Hasil panen dari kebun dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi para santri. Selain itu, sebagian hasil panen dijual ke pasar guna menambah sumber pendapatan bagi pesantren. 

Baca juga: BSI Maslahat Mengadakan Pelatihan Pengembangan Bank Wakaf Mikro Di Yogyakarta