Mamuju, 26 November 2025 – Di negeri yang berdiri di atas cincin api dunia dan dihuni lebih dari 278 juta jiwa, bencana bukan sekadar ancaman dan kenyataan sehari-hari. Karena itu, peningkatan kapasitas kemanusiaan menjadi kebutuhan mendesak. Menjawab urgensi tersebut, BSI Maslahat hadir memperkuat kompetensi relawan dalam penanganan bencana melalui Pelatihan Kapasitasi Jaring Kerja Kemanusiaan berbasis Standar Sphere.
Pelatihan ini diadakan oleh Yayasan Haji Kalla berkolaborasi dengan Disaster Management Center (DMC) Universitas Hasanuddin serta Masyarakat Penanggulangan Bencana Indonesia (MPBI). Kegiatan berlangsung pada 18–21 November 2025 di Hotel Lestari, Mamuju, Sulawesi Barat.
Menurut data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ESDM, Indonesia memiliki lebih dari 500 gunung api di mana 127 merupakan gunung api aktif. Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang kedua di dunia, serta kepadatan penduduk tinggi di wilayah rawan. Berdasarkan fakta tersebut, menjadikan Indonesia wilayah rawan bencana seperti gempa, tsunami, banjir, kekeringan, hingga tanah longsor. Kondisi ini menuntut hadirnya respons kemanusiaan yang terstandar, cepat, dan akuntabel.
Standar Sphere sendiri merupakan prinsip dan standar minimum yang digunakan secara global untuk memastikan kualitas bantuan kemanusiaan. Buku Pegangan Sphere pertama kali diterbitkan pada 1998 dan terus direvisi hingga edisi 2018. Revisi dilakukan melalui konsultasi lintas sektor, melibatkan relawan, organisasi nirlaba, pemerintah, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Buku Pegangan Sphere menjadi salah satu sumber referensi kemanusiaan dunia.
Baca juga: BSI Maslahat dan Pemkot Makassar Pecahkan Rekor MURI Lewat Aksi Gigi Tiruan Gratis untuk 300 Dhuafa
Plt Kepala Pelaksana BPBD Sulawesi Barat, Muhammad Yasir Fattah, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang terbangun dalam kegiatan ini. “Kolaborasi multisektor adalah kunci memperkuat ketangguhan bencana. Kehadiran BPBD dalam pelatihan ini menjadi bukti komitmen kami untuk terus meningkatkan kualitas layanan kemanusiaan yang terstandar, profesional, dan responsif,” ungkapnya.
Selama pelatihan, para peserta diperkaya dengan materi inti Standar Sphere mulai dari pemenuhan kebutuhan dasar, perlindungan, hingga tata kelola kemanusiaan yang efektif dan beretika. Pendekatan ini diharapkan membantu para relawan dan lembaga kemanusiaan memberikan layanan yang lebih manusiawi dan selaras dengan praktik terbaik dunia.
Partispasi aktif BSI Maslahat dalam kegiatan ini menjadi bentuk komitmen nyata dalam mendorong peningkatan pelayanan kemanusiaan yang terstandar, professional dan responsif. Penerapan standar Sphere menjadi sebuah tonggak kemajuan dalam memastikan layanan kemanusiaan yang disalurkan berjalan sesuai prinsip global dan memenuhi hak-hak dasar masyarakat terdampak bencana.
Baca juga: BSI Maslahat Hadirkan Mobil Musholla di Festival Pinisi Makassar International Eight (F8)

