Jakarta, 21 Agustus 2025 – BSI Maslahat menyelenggarakan On Job Training (OJT) Omni-Program Management dengan fokus pada Evaluasi Kaji Dampak Program selama dua hari pada Selasa-Rabu, 19-20 Agustus 2025 di Hotel Alia Cikini, Jakarta Pusat. Kegiatan ini menjadi bagian dari upaya meningkatkan kapasitas tim dalam merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi program pemberdayaan serta charity agar berdampak optimal bagi mustahik, sekaligus selaras dengan prinsip tata kelola syariah.
Baca juga: BSI Maslahat Gelar Pelatihan ISO 9001: Quality Management Systems Awareness
Direktur Operasional BSI Maslahat, Rusdi Musa Ishak, dalam sambutannya menegaskan bahwa OJT ini dirancang untuk memastikan setiap program terdokumentasi, mulai dari tahap perencanaan hingga evaluasi. “Selama dua hari ini kita fokus pada pelatihan untuk merancang program yang terstandar, mulai dari pemetaan, analisa risiko, hingga strategi implementasi, agar dapat disampaikan dengan satu suara kepada mitra dan donatur. Hasilnya akan dimonitor secara berkala sehingga setiap tim mampu menunjukkan kinerja terbaiknya,” ujarnya.
Kegiatan ini menghadirkan Social Value International dan Social Investment Indonesia yang membekali peserta dengan materi manajemen program yang bertujuan untuk menciptakan dampak signifikan untuk kesejahteraan masyarakat.
Dalam pemaparannya, Jalil selaku Member of Expert Council – Social Value International sekaligus chairman Social Invesment Indonesia menekankan pentingnya tujuan yang jelas dalam program pemberdayaan. “Agar program benar-benar berdampak, kita perlu berpikir sistematis dengan tujuan besar yang jelas, lalu memastikan pencapaiannya. Pengembangan masyarakat harus dilakukan secara sengaja untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian, serta dilaporkan dengan baik agar terlihat nyata kontribusinya,” ungkapnya.
Sementara itu, Purnomo selaku Member of Social Value International sekaligus Advisory Board Social Invesment Indonesia menjelaskan pentingnya konsistensi dan kerangka logis dalam merancang program. “Teori Perubahan memberi arah ke mana program akan dibawa, sedangkan kerangka logis memperinci aktivitas, output, dan outcome secara lebih detail. Konsistensi kata kunci menjadi penting karena intervensi harus menjawab masalah inti. Dengan kerangka logis yang ringkas dan mudah dipahami, pemantauan serta evaluasi program dapat dilakukan lebih efektif,” jelasnya.
Baca juga: BSI Maslahat Gelar Pelatihan ISO 37001: Sistem Manajemen Anti-Penyuapan (SMAP)
Pelatihan ini menekankan pentingnya penerapan MEAL (Monitoring, Evaluation, Accountability & Learning) sebagai bagian tak terpisahkan dari manajemen program. Pada hari kedua, peserta difokuskan untuk menyusun project charter sebagai output utama OJT. Dokumen ini akan menjadi acuan resmi program, berisi kerangka logis, strategi implementasi, serta target capaian yang terukur. Dalam kurun waktu dua bulan, setiap tim program diharapkan melengkapi project charter tersebut guna memperkuat tata kelola, akuntabilitas, serta kesesuaian dengan maqasid syariah dan Sustainable Development Goals (SDGs).
Salah satu peserta OJT Omni-Program Kaji Dampak, Iva Fauzi, menyampaikan kesannya setelah mengikuti kegiatan ini. “Saya mendapat insight berharga bahwa lembaga filantropi bukan sekadar menyerahkan dana, tetapi bagaimana dana tersebut benar-benar memberi perubahan positif bagi masyarakat. Harapan saya, BSI Maslahat terus menghadirkan program inovatif yang memberi dampak luas bagi yang membutuhkan,” ungkapnya.
Dengan pendekatan tersebut, diharapkan setiap program BSI Maslahat dapat memberikan dampak yang lebih terukur, menjaga keberlanjutan, serta memperkuat kepercayaan stakeholder. Melalui kegiatan ini, BSI Maslahat berkomitmen memperkuat profesionalitas pengelolaan program, mendukung penyusunan laporan keberlanjutan (sustainability report), serta memperkokoh peran lembaga dalam pembangunan sosial-ekonomi umat secara berkelanjutan.