Mahendra Ghani Widar Putra

Institut Teknologi Bandung

Kisah Inspiratif Awardee

Saya tumbuh dalam keluarga yang sederhana, tetapi penuh kasih sayang. Ayah saya adalah seorang wirausaha dengan penghasilan yang tak menentu yang membuat kami harus berhemat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. Ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga yang tanpa lelah membimbing saya dan kakak saya agar tetap bersyukur atas apa pun yang kami miliki. Meski hidup dalam kesederhanaan, orang tua saya sangat menjaga nilai-nilai agama dalam keluarga. Setiap pagi, saat saya masih kecil, ibu selalu mengajarkan saya doa-doa dan cerita-cerita inspiratif dari kitab suci. Sejak kecil, saya diajarkan untuk selalu berdoa sebelum melakukan apa pun, menghormati orang yang lebih tua, dan bersikap rendah hati. Dari ibu, saya belajar bahwa kebahagiaan sejati bukan dari harta, tetapi dari hati yang damai dan rasa syukur.

Di sekolah, saya berusaha menjadi anak yang rajin dan sopan. Hal ini Alhamdulillah membuahkan hasil, dari saya masa Madrasah Ibtidaiyah atau sekolah dasar, saya tak pernah absen dalam 5 besar kelas unggulan mulai dari Tingkat 1 sampai Tingkat akhir, sampai suatu saat guru matematika saya menyuruh siswa-siswanya mengerjakan soal di depan, karena tidak ada yang bersedia, saya tanpa pikir panjang mengacungkan jari dan mengerjakannya dengan benar. Beliau pun mengangguk kagum dan memuji saya dengan sebutan “Kecil-kecil Cabe Rawit.” Dari kejadian itu, saya mulai tertarik dengan dunia matematika. Saya mengikuti beberapa lomba dan sering menyabet penghargaan dengan total 11 juara, baik tingkat kecamatan bahkan sampai nasional, dan saya dinobatkan sebagai akademik terbaik karena torehan prestasi yang saya dapatkan semasa mengenyam bangku sekolah dasar dan menjadi penghafal Juz 30 tercepat putra.

Saya menjadi lulusan terbaik putra di SMP saya dengan torehan prestasi saya dan saya menduduki posisi 4 dari 396 siswa di SMA saya. Kehidupan akademik saya yang stabil ini membawa saya meraih impian dan melanjutkan studi saya di Institut Teknologi Bandung. Saat memasuki masa SMA, keluarga kami sempat terlilit beberapa masalah finansial dan kesulitan dalam menanggulangi biaya-biaya saya dalam menghadapi masa kuliah ini. Alhamdulillah saya mendapatkan beberapa beasiswa, namun saya memilih Beasiswa BSI Unggulan dengan berbagai pertimbangan. Dengan pendidikan yang baik, saya tahu bisa membuka jalan bagi kehidupan yang lebih baik, tidak hanya untuk diri saya, tetapi juga untuk keluarga. Namun perjuangan Mahendra Ghani Widar Putra masih panjang, masih banyak cita dan kemaslahatan yang ia akan wujudkan.

Mahendra Ghani Widar Putra adalah salah satu dari ribuan penerima bantuan BSI Maslahat yang harus terus kita dukung hingga tuntas kuliah, mari terlibat membantu melalui donasi untuk program Pendidikan dhuafa melalui BSI Maslahat.