Naila Naszwa

Universitas Indonesia

Kisah Inspiratif Awardee

Saya adalah anak perempuan pertama dari dua bersaudara, sejak kecil kami hidup dengan penuh kesederhanaan. Ayah saya adalah seorang supir yang penghasilannya tidak menetap, dan ibu saya seorang ibu rumah tangga. Walaupun saya memiliki keterbatasan di bidang ekonomi, tetapi tekad saya sangat kuat untuk bisa meraih impian saya. Sejak SMP potensi yang saya miliki mulai terlihat, saya aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dan menjadi juara kelas. Saya melanjutkan pendidikan SMA di MAN 4 Jakarta Selatan. Keputusan saya membuat banyak orang bingung, mengapa saya memilih sekolah yang jaraknya 33 km dari rumah saya di Jakarta Utara.

Namun, pada saat itu niat saya untuk menuntut ilmu di MAN 4 adalah karena saya ingin memperdalam pengetahuan agama saya yang pada saat itu sangat dangkal. Tiga tahun saya lewati, pulang pergi Jakut-Jaksel, berangkat ketika langit masih gelap dan pulang ketika langit sudah gelap kembali. Hari demi hari saya lewati dengan penuh perjuangan, walaupun fisik saya merasa lelah, namun hati saya penuh dengan rasa keikhlasan. Tidak apa-apa, lelah saya akan menjadi Lillah. Proses pembelajaran saya lewati dengan baik, banyak memori indah saat masa-masa itu, saya aktif dalam berbagai organisasi, seperti menjadi wakil ketua Tahfidz MAN 4 Jakarta, Koordinator Bidang Pendidikan di FMIKA Rohis, dan lain sebagainya. Selain berorganisasi, saya juga mengikuti berbagai perlombaan di bidang keagamaan baik secara individu maupun kelompok. Berbagai prestasi saya raih hingga tingkat Nasional.

Lalu pada saat pendaftaran SNBP tiba, saya yang berasal dari jurusan keagamaan, memiliki keberanian tinggi untuk mendaftarkan diri di Universitas Indonesia, dengan ridho Allah SWT dan ridho kedua orang tua, akhirnya saya berhasil lolos di universitas nomor satu di Indonesia. Saya menjadi siswa pertama dari jurusan keagamaan yang bisa tembus UI, terlebih dengan jalur SNBP, ini semua karena Allah SWT. Setelah itu saya bekerja di suatu kantor selama satu bulan, sebelumnya memasuki dunia perkuliahan. Penghasilan yang saya dapat saat itu, harus saya alokasikan untuk pendidikan adik saya. Saat itu saya sangat bingung bagaimana dengan biaya kuliah saya kedepannya. Lalu Allah SWT membukakan jalan kemudahan, saya lolos beasiswa dari program BSI Maslahat. Beasiswa ini sangat membantu saya, bukan hanya membantu secara finansial, tetapi dengan menjadi awardee beasiswa ini, saya juga mendapat pengembangan diri yang sangat baik. Namun perjuangan ini belum berakhir, masih banyak cita dan kemaslahatan yang akan wujudkan.

Naila adalah salah satu dari ribuan penerima bantuan BSI Maslahat yang harus terus kita dukung hingga tuntas kuliah, mari terlibat membantu melalui donasi untuk program Pendidikan dhuafa melalui BSI Maslahat.