Nurkarmila

Universitas Hasanuddin

Kisah Inspiratif Awardee

Terlahir dari keluarga yang sangat sederhana bahkan terbilang miskin, seorang sosok kakak untuk adik perempuan dan sosok anak yang hanya dibesarkan oleh bapak saja, ia adalah aktor dalam kehidupan saya, ia mampu menjadi bapak, ibu, guru, dan lain sebagainya. Bapak saya membesarkan saya denagn penuh cinta dan kasih sayangnya. Saya Nurkarmila, sedari kecil hidup terpisah dari kedua orang tua saya, diumur ke 2 tahun saya sudah diasuh oleh nenek saya, sedangkan orang tua saya kala itu bekerja di tempat lain, bertepat umur saya yang ke 5 tahun menuju ke 6 tahun, ibu saya pergi meninggalkan saya untuk selama-lamanya, dan mulai dari sinilah saya diambil kembali oleh bapak saya untuk tinggal Bersama dia dan adik saya.

Walaupuan terkadang harus makan nasi dengan sayur air garam, namun itu terasa begitu nikmat bila makan bersama adik dan bapakku. Waktu SD saya tidak pernah beli pakaian sekolah karena bapak tidak mampu membelikannya, bapak hanya mampu membelikan buku tulis dan pensil saja, akan tetapi bapak selalu mencari cara agar kami tetap dapat bersekolah, alhamdulillahnya semasa sekolah di bangku SD, saya dan adik saya selalu mendapatkan sumbangan baju sekolah dan buku paket yang dapat digunakn untuk belajar, karena waktu itu tidak ada uang untuk beli buku paket. Di kelas saya selalu ada di peringkat 4 besar. Saya sering mengikuti lomba-lomba, baik akademik dan non-akademik. Di SMA saya selalu berada di peringkat umum 2 besar, sehingga dapat kuota eligible, alhamdulillah nama saya ada diurutan pertama. Di sini saya bingung karena saya berpikir bahwa tubuh bapak saya sudah tidak begitu kuat lagi untuk membiayai pendidikan saya, dan satu nasihat bapak saya yang tidak dapat saya lupakan yaitu “Apapun keadaannya lanjutkan pendidikanmu, karena hanya dengan pendidikanlah kamu mampu meningkatkan derajat keluarga ini nak, bapak hanya lulusan SD, lihatlah bapak ini hanya bisa kerja berat-berat saja yang menggunakan fisik, kamu jangan begitu nak usahakan kerja dikantoran agar kamu tidak diinjak-injak seperti bapak, bapat tidak ada jabatan jadi orang-orang seenaknya menyuruh-nyuruh bapak, kalau soal biaya pendidikanmu biar bapak yang urus selagi bapak masih ada”.

Setelah mendengarkan nasihat bapak, saya hanya bisa berpasrah kepada Allah SWT, hanya bisa berdoa kepada Allah SWT, agar dapat lolos ke perguruan tinggi tanpa adanya tes (SNBP). Syukur Alhamdulillah di kelas 12 saya mendapat panggilan untuk mengikuti tes beasiswa BSI Scholarship Pelajar, semua tahapan yang ada di Beasiswa BSI Scholarship dan dari situ alhamdulillah nama saya ada diantara orang-orang yang menerima beasiswa dari BSI Maslahat. Perjuangan ini belum berakhir, masih banyak cita dan kemaslahatan yang akan wujudkan.

Mila adalah salah satu dari ribuan penerima bantuan BSI Maslahat yang harus terus kita dukung hingga tuntas kuliah, mari terlibat membantu melalui donasi untuk program Pendidikan dhuafa melalui BSI Maslahat.