Rahasia di Balik Kelahiran Nabi Muhammad SAW di Hari Senin Bulan Rabiul Awwal

Nabi SAW lahir di Mekkah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awal tahun 570 M, Tahun Gajah. Tahun ini disebut Tahun Gajah karena pasukan gajah di bawah komando Raja Abrahah menyerbu Ka’bah.

Kelahiran Nabi juga disepakati pada hari Senin berdasarkan sabda Nabi: “Itulah hari aku dilahirkan dan hari aku diutus atau diturunkan” (HR Muslim).

Kata lain yang memperingati hari kelahiran Nabi SAW adalah Maulid Nabi. Hal ini sudah menjadi tradisi sehari-hari umat Islam di seluruh dunia, termasuk  Indonesia. Memperingati hari lahir sebagai wujud kebahagiaan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad SAW.

Kegiatan Maulid Nabi antara lain membaca Al-Qur’an, berdoa, bernyanyi, memanjatkan doa kepada Nabi Muhammad SAW, Allah SWT untuk keluarga dan  sahabat, serta berbagi makanan. Kecintaan umat Islam kepada Rasulullah SAW juga merupakan cerminan  kecintaan mereka kepada Allah SWT.

Kelahiran Rasulullah SAW dan Filosofinya

Allah juga tidak memilih kelahiran Nabi Muhammad saw (maulid) pada Ramadhan, bulan di mana Al-Qur’an diturunkan, atau asyhurul hurum (bulan-bulan mulia dalam Islam). Tentu ada hikmahnya di balik itu semua.

Hari Senin adalah hari kelahiran Rasulullah, hari ini merupakan bentuk rahmat (kasih sayang) bagi semesta alam. Pada hari ini bertepatan dengan penciptaan sebuah pohon. Allah SWT ingin menjadikan Rasul memiliki sifat seperti pohon, yaitu banyak memberi maslahat kepada orang dengan banyak. Baik sebagai tempat berteduh, buahnya bisa dinikmati serta batangnya bisa dimanfaatkan untuk keperluan yang beragam.

Diriwayatkan “Dari Abu Hurairah, dia berkata, ‘Rasulullah saw memegang tanganku dan bersabda, ‘Allah azza wa jalla menciptakan tanah pada hari Sabtu, menciptakan gunung pada hari Ahad, menciptakan pepohonan (tumbuhan) pada hari Senin, menciptakan sesuatu yang dibenci (keburukan) pada hari Selasa, menciptakan cahaya pada hari Rabu, mengembangbiakkan hewan-hewan pada hari Kamis, menciptakan Adam ‘alaihissalam setelah Ashar Hari Jumat pada akhir ciptaan, di saat akhir hari Jumat antara Ashar sampai malam.” (HR Muslim). 

Allah memilih kelahiran Nabi Muhammad saw (maulid) jatuh pada Senin, 12 Rabiul Awwal. Allah tidak memilih hari kelahirannya (maulid) pada malam lailatul qadar, malam nisfu Sya’ban, hari Jumat, atau malam Jumat.

Keistimewaan Bulan Rabiul Awal

Secara etimologi, kata “Rabi” berarti musim semi sebagai isyarat dan optimistis kalau dikaitkan secara etimologi. Abu Abdirrahman As-Shaqli mengatakan, “Setiap orang memiliki ‘nasib’ (baik) dari namanya.”

Musim semi (Ar-Rabi’) merupakan musim yang paling pas (adil) dan terbaik sebagaimana syariat Nabi Muhammad saw yang paling adil (paling toleran).

Kelahiran baginda Rasul di bulan ini sangatlah menarik, sebab bulan Rabiul Awal dianggap sebagai bulan yang penuh dengan bunga dan turunnya hujan di padang pasir. Dalam artian, lahirnya Nabi Muhammad SAW ibarat sebuah isyarat bahwa akan ada sosok penyubur di tengah gersangnya peradaban masyarakat jahiliyyah saat itu.

Salah satu keistimewaan dari bulan Rabiul Awal ialah menjadi bulannya shalawat. Pada bulan ini, umat Muslim dianjurkan untuk banyak bershalawat demi memperoleh keberkahan dan ridha Allah SWT di Hari Kiamat.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang mengucapkan shalawat kepadaku satu kali, maka Allah mengucapkan shalawat kepadanya 10 kali.” (HR. Muslim No. 408).

BSI Maslahat adalah lembaga Amil Zakat Nasional yang terpercaya, terdepan dan modern dalam menghimpun dan menyalurkan zakat, infaq, wakaf, dan dana sosial serta dana CSR dan sebagai lembaga yang menguatkan keuangan & ekosistem ekonomi syariah.