BSI Maslahat, Oktober 2025 – Dalam ajaran Islam, manusia tidak hanya diuji dengan penyakit fisik yang tampak, tetapi juga dengan penyakit nonfisik yang bersumber dari pandangan mata dan hati. Salah satunya adalah penyakit ‘ain, sebuah penyakit yang muncul akibat pandangan kagum, iri, atau hasad dari seseorang terhadap orang lain. Sehingga kemudian menimbulkan dampak buruk bagi yang dipandang.
Apa Itu Penyakit ‘ain?
Kata ‘ain secara bahasa berarti “mata”. Dalam istilah syar‘i, penyakit ‘ain adalah pengaruh buruk dari pandangan mata seseorang terhadap orang lain. Pandangan itu muncul karena rasa iri, dengki, atau kekaguman yang tidak disertai doa kebaikan. Pengaruh penyakit ‘ain dapat menimpa fisik, harta, bahkan kehidupan seseorang.
Baca juga : BSI Maslahat Dukung Run For Humanity 2025 di Bogor, Wujud Kepedulian Lewat Olahraga dan Aksi Sosial
Rasulullah SAW bersabda:“Ain itu benar-benar ada. Seandainya ada sesuatu yang dapat mendahului takdir, niscaya ‘ain-lah yang mendahuluinya.” (HR. Muslim).
Hadis ini menunjukkan bahwa ‘ain bukan sekadar kepercayaan tanpa dasar, melainkan sesuatu yang nyata dan diakui dalam Islam.
Gejala Penyakit ‘ain
Gejala penyakit ‘ain bisa beragam dan sering kali sulit dikenali secara medis. Beberapa tanda yang sering dikaitkan dengannya antara lain:
- Tubuh tiba-tiba lemas tanpa sebab jelas.
- Wajah pucat atau kehilangan semangat hidup.
- Rezeki terasa terhambat.
- Anak yang tadinya ceria menjadi rewel atau sering sakit.
- Barang-barang sering rusak tanpa alasan logis.
Namun, penting untuk diingat bahwa tidak semua kesulitan atau penyakit bersumber dari ‘ain. Karena itu, Islam menganjurkan umatnya untuk menggabungkan ikhtiar medis dengan doa dan ruqyah.
Baca juga : BSI Maslahat Raih Penghargaan Mitra Penggerak Program GENTING dari BKKBN
Cara Menghindari dan Mengobati Penyakit ‘ain
- Mendoakan saat melihat sesuatu yang indah.
Rasulullah SAW mengajarkan agar seseorang mengucapkan doa seperti: “Bārakallāhu fīka”
Artinya: “Semoga Allah memberkahimu.”
Dengan doa ini, kekaguman tidak berubah menjadi ‘ain yang membahayakan.
- Membaca dzikir dan doa perlindungan
Membaca Al-Mu‘awwidzatain (Surah Al-Falaq dan An-Nas) serta ayat kursi setiap pagi dan sore dapat menjadi benteng dari gangguan ‘ain.
- Melakukan ruqyah syar‘iyyah
Jika sudah terkena ‘ain, disarankan untuk diruqyah sesuai tuntunan syariat, baik secara mandiri maupun oleh orang yang berilmu.
- Menjaga hati dari iri dan dengki
Penyakit ‘ain sering bersumber dari hati yang tidak bersih. Oleh karena itu, penting bagi setiap Muslim untuk selalu bersyukur dan menjauhkan diri dari sifat hasad.
Penyakit ‘ain merupakan fenomena nyata yang diakui dalam Islam, namun tidak untuk ditakuti secara berlebihan. Yang terpenting adalah menjaga niat, memperbanyak doa, dan melindungi diri dengan dzikir serta tawakal kepada Allah Taala. Dengan hati yang bersih dan iman yang kuat, insya Allah setiap Muslim dapat terhindar dari dampak buruk penyakit ‘ain.
Baca juga : BSI Maslahat Raih Opini Wajar Tanpa Modifikasian (WTM) Dalam Laporan Keuangan Tahun 2024

