BSI Maslahat Jelajahi Pedalaman Baduy, Wujudkan Mimpi Masyarakat Baduy Miliki Jembatan Layak 

BSI Maslahat Jelajahi Pedalaman Baduy, Wujudkan Mimpi Masyarakat Baduy Miliki Jembatan Layak

BSI Maslahat, Oktober 2025 – Suku Baduy atau Urang Kanekes dikenal sebagai masyarakat adat yang teguh menjaga tradisi leluhur dan menolak arus modernisasi. Mereka terbagi menjadi dua kelompok, yaitu Baduy Dalam yang sangat ketat menjalankan adat, serta Baduy Luar yang lebih terbuka namun tetap menjunjung nilai-nilai tradisi. Ciri khas Baduy Dalam adalah pakaian serba putih, sementara Baduy Luar mengenakan pakaian hitam dengan ikat kepala biru. 

Baca juga: Peranan Zakat, Infak, dan Sedekah dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Masyarakat 

Tim BSI Maslahat menyusuri kawasan Baduy Luar untuk melihat lebih dekat kehidupan masyarakat serta menggali kebutuhan mendesak yang dapat dibantu melalui dana ZISWAF. Untuk mencapai permukiman warga, tim menempuh perjalanan sekitar 45 menit berjalan kaki melewati jalur terjal yang tidak dapat dilalui kendaraan. Kondisi cuaca gerimis membuat tanah merah menjadi licin, memperberat perjalanan. 

Masyarakat Baduy Luar bermukim di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak. Sebagian besar mata pencaharian mereka adalah bertani dan berdagang. Namun untuk menjual hasil kebun ke Pasar Ciminyak, warga harus berjalan sejauh tiga kilometer sambil memikul hasil panen dan melintasi Jembatan Kanekes Kasepuhan menjadi satu-satunya akses utama. Kondisi jembatan ini kini sangat memprihatinkan, berlubang, lapuk, dan hanya ditambal kayu seadanya. Jalur alternatif sebenarnya ada, tetapi medan lebih curam dan sangat jauh. 

Jembatan tersebut dibangun pada tahun 1972 dan terakhir direnovasi pada 2012. Kini, usia dan cuaca membuat struktur jembatan melemah. Meski berisiko, lebih dari 1.500 warga Baduy tetap harus melaluinya setiap hari demi bertahan hidup. 

BSI Maslahat Jelajahi Pedalaman Baduy, Wujudkan Mimpi Masyarakat Baduy Miliki Jembatan Layak

Tim BSI Maslahat bersama tokoh adat, Abah Asmin, meninjau langsung kondisi jembatan tersebut. Perjalanan menuju lokasi memakan waktu dua jam dengan berjalan kaki menembus rimbunnya hutan Baduy, melewati sungai berarus deras, batu terjal, dan jalur licin. 

Baca juga: Zakat Anda Memberdayakan Mustahik, Mengubah Kehidupan 

Keluhan warga menggugah kepedulian banyak hati. Melalui doa dan donasi masyarakat Indonesia, harapan mulai tumbuh. Pembangunan kembali Jembatan Kanekes Kasepuhan kini dimulai. Warga Baduy menyambutnya dengan antusias, bahkan bergotong royong memikul material sejauh tiga kilometer melewati dua bukit dan dua lembah. Semangat kebersamaan menjadi bukti kuatnya solidaritas masyarakat adat. 

Kini, jembatan ini tidak lagi sekadar infrastruktur, tetapi simbol persaudaraan, kepedulian, dan harapan baru bagi warga Baduy. 

Sahabat dapat terus mendukung pembangunan melalui Menu Berbagi BYOND by BSI lalu klik donasi dan pilih program Bangun Jembatan Masyarakat Baduy, atau melalui tautan berikut: https://byond.onelink.me/SvFK/byonddlwab  

Informasi lebih lanjut: 0811-1888-465 (BSI Maslahat). 

Baca juga: Bangkit dari Keterpurukan, Kisah Inspirasi Penerima Manfaat Program Ibu Tangguh BSI Maslahat