Tema SDGs Poin Tiga tentang Kehidupan Sehat dan Sejahtera (Good health and well-being), bertujuan untuk “Memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.” Menurut WHO kesehatan adalah suatu keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual atau sosial bagi seseorang untuk hidup yang memiliki hak kesehatan. Hak kesehatan adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh negara untuk menjalankan program-program yang akan diberikan kepada masyarakat. Program-program tersebut diperlukan untuk menciptakan suatu kondisi yang menunjang kehidupan masyarakat dan mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan yang layak.
Tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia, Dr. Cipto Mangunkusumo mengatakan, “Kesehatan adalah bagian tak terpisahkan dari kemerdekaan dan kesejahteraan rakyat.” Kesehatan tidak hanya dilihat dari perspektif material saja, tetapi juga harus melibatkan perspektif spiritual karena faktanya manusia terdiri dari dua unsur, yakni jasmani dan rohani.
Dibalik keyakinan untuk hidup sehat, fasilitas yang mendukung kesehatan dan negara yang konsisten menjaga kesehatan rakyatnya, akan menuai pertumbuhan ekonomi yang stabil. Pemahaman tersebut tertuang dalam wujud nyata BSI Maslahat dalam menjalankan program kesehatan untuk memenuhi SDGs poin tiga melalui Pilar Simpati Umat.
Baca juga: BSI Maslahat Hadirkan Kursi Roda untuk Dimas
Implementasi Program Kesehatan BSI Maslahat
Pilar Simpati Umat berisikan program penguatan umat untuk solusi masalah sosial yang dihadirkan dengan cepat. Pilar ini meliputi Bantuan Mobil Musholla, Program Charity, Healthy Mobile Care, Warteg Mobile dan Ambulance, serta Disaster Care. Melalui Pilar ini, BSI Maslahat hadirkan program layanan kesehatan, untuk mewujudkan harapan penerima manfaat di seluruh Indonesia sehingga mendapatkan fasilitas kesehatan yang baik.
Pada tahun 2025 dari Januari hingga September, penyaluran BSI Maslahat dalam Program Kesehatan sebesar Rp6,3 miliar rupiah yang menjangkau 23,4 ribu Penerima Manfaat di berbagai wilayah Indonesia. Para penerima manfaat tidak hanya mendapat layanan kesehatan awal, tetapi juga mendapat akses berkelanjutan untuk pemulihan dan pendampingan. Melalui proses tersebut, BSI Maslahat tunjukkan wujud nyata demi kepedulian kesehatan masyarakat seluruh Indonesia.
Wujud Nyata Bantuan Kesehatan untuk Ahlun

Baca juga: BSI Maslahat Berikan Bantuan Alat Kesehatan untuk Shazia Salsabiluna, Pejuang Kecil Meningitis TBC
BSI Maslahat hadir berikan harapan lewat bantuan biaya operasi dan pengobatan untuk Ahlun, pemuda asal Bengkulu yang berjuang melawan penyakit kelainan jantung. Operasi ini harus segera dilakukan untuk mengurangi segala risiko kesehatan.
Ahlun Nazzar (20) mengalami penyakit jantung sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Awalnya, Ahlun didiagnosis sakit paru-paru sejak kelas 2 SD. Namun, ketika kelas 6 SD, kondisi Ahlun kian memburuk dan harus masuk ke ruang ICU. Ahlun mengalami demam tinggi, muncul bintik merah di kulit, hingga pembengkakan. Pembengkakan yang dialami Ahlun disebabkan karena keluarnya cairan dari katup jantung yang bocor dan mengalir ke bagian perut dan kaki. Sejak saat itu, Ahlun menjalani perawatan berulang di rumah sakit hingga terpaksa putus sekolah, dan dinyatakan positif rematik jantung.
Karena kondisi Ahlun yang terus memburuk dan keterbatasan fasilitas rumah sakit di Bengkulu, dokter menyarankan agar Ahlun dirujuk ke Rumah Sakit Harapan Kita di Jakarta. Biaya pengobatan Ahlun yang besar menjadi kendala, karena sang ayah hanya bekerja serabutan dan dibayar saat ada pekerjaan. Meski terkendala ekonomi, Ahlun tak pernah menyerah untuk terus memotivasi diri agar sembuh dan kembali menjalani hidup yang sehat seperti sedia kala.
Selama pengobatan, Ahlun tinggal sementara di Rumah Singgah Pemda Bengkulu bersama ibunya. Ahlun menjalani pengobatan intensif di RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, hingga akhirnya terdiagnosis mengalami kelainan jantung. Pembengkakan pada Ahlun perlahan kempis karena hasil dari obat yang dikonsumsinya. Namun, Ahlun tetap harus menjalani operasi pemasangan tiga katup jantung. Tindakan ini harus dilakukan bersamaan demi mencegah risiko besar, yaitu operasi penyembuhan katup jantung dan menangani komplikasi lain akibat penumpukan cairan.
Ahlun bertutur kalau penyakit yang dialaminya membuat tubuhnya mudah lelah dan sulit beraktivitas. “Saya gak bisa jalan jauh. Naik tangga pun cuma kuat satu atau dua anak tangga, terus harus berhenti dulu buat ambil napas karena sesak.” ucap Ahlun.
Tidak hanya itu, Ahlun sering mengalami sensasi seperti hendak pingsan, dada berdebar, dan sulit tidur. Ia juga sering merasakan kram dan mual. Beberapa kali ia bahkan harus segera dibawa ke rumah sakit pada tengah malam karena kondisinya yang memburuk.
Ibu Sri, ibunda Ahlun mengaku sempat putus asa ketika belum mendapatkan bantuan. “Alhamdulillah, gak nyangka bisa dibantu dengan biaya pengobatan yang besar. Senang dan bersyukur karena kita sudah lama mencari bantuan operasi kesana-sini.” ucap Ibu Sri.
Ibu Sri berterima kasih kepada para donatur BSI Maslahat atas bantuan layanan operasi yang disalurkan kepada Ahlun. Ia berharap, bantuan layanan operasi yang diberi menjadi jalan bagi Ahlun untuk sembuh dan kembali menjalani hidup yang sehat seperti sedia kala.
“Dengan adanya bantuan layanan operasi ini, saya semakin yakin bisa sembuh. Saya berharap dapat menjalani hidup yang sehat dan tumbuh menjadi pribadi yang mandiri untuk masa depan yang lebih baik.” ujar Ahlun.
Di tengah keterbatasan ekonomi dan tubuh yang melemah, Ahlun tetap menggenggam harapan untuk sembuh. Ketika hidup terasa berat, ia memilih untuk percaya, bahwa dengan dukungan yang datang bukan hanya menyelamatkan tubuhnya, tetapi juga menghidupkan kembali mimpinya.
Baca juga: Satu kaki palsu, sejuta langkah harapan

