Hingga saat ini, krisis yang terjadi di Palestina masih terjadi. Serangan ke pemukiman sipil dan rumah sakit masih terjadi. Korban jiwa sudah mencapai lebih dari 8.000 orang. Lantas apakah ini semata-mata hanya akibat perlawanan yang dilakukan pejuang Palestina tanggal 7 Oktober silam?
Jawabannya adalah tidak, sebab kausalitasnya tidak sependek durasi 7 Oktober hingga awal November. Jika dirunut, akar permasalahannya sudah terbentuk sejak lebih dari 1 abad silam.
Deklarasi Balfour
Pada 2 November 1917, Menteri Luar Negeri Britania Raya, Arthur James Balfour, mengeluarkan sepucuk surat yang hanya berisi 67 kata tapi kelak memiliki dampak yang sangat signifikan. Surat tersebut berisi sebuah janji akan dibentuknya “national home” alias “kediaman nasional” bagi komunitas Yahudi Britania Raya dan sekitarnya. Surat yang kemudian dikenal sebagai Deklarasi Balfour ini menjadi titik balik kehidupan masyarakat asli Palestina yang perlahan mulai terampas kediamannya dan kini kemerdekaannya.
Janji politis Britania Raya ini kemudian dimanfaatkan dengan kelicikan kaum Zionis. Seiring waktu, migrasi massal dari kaum Yahudi yang kebanyakan dari Eropa mendarat di Palestina. Hingga pada akhir pendudukan Britania Raya di 1947, kaum Zionis mendapatkan tanah sebesar 55% dan bangsa Arab mendapat tanah sebesar 45%.
Tamu yang Melampaui Batas
Sebelum masa pendudukan Britania Raya efektif berakhir di Bulan Mei 1948, paramiliter Zionis melakukan operasi militer untuk menghancurkan kota-kota di Palestina dan meluaskan batas wilayah rampasan untuk kaum Zionis.
Menurut Al-Jazeera, kurang lebih 15.000 warga Palestina terbunuh dalam peristiwa yang disebut sebagai “Nakba” ini. Nakba dalam Bahasa Arab berarti “katastrofe” atau “bencana besar”. Peristiwa Nakba kemudian memaksa 750.000 lebih penduduk Palestina untuk meninggalkan rumah mereka.
Ironisnya, migran Yahudi dari Eropa ini diterima oleh penduduk Palestina tapi kemudian dengan cepat mencampakkan tuan rumahnya. Cerita ini disampaikan oleh Mohamed Hadid, seorang pengusaha AS berdarah Palestina yang juga ayah dari super model Gigi Hadid dan Bela Hadid. Ia menceritakan orang tuanya yang asli Palestina sampai harus terusir saat peristiwa Nakba hingga harus mengungsi ke Suriah.
Hingga kini, luas wilayah yang diduduki kaum Zionis semakin meluas akibat terus merampas wilayah penduduk Palestina, hingga penduduk Palestina pada akhirnya hanya terkonsentrasi di dua wilayah yakni Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Peristiwa demi peristiwa sering terjadi seiring berjalan waktu. Perlawanan dilakukan untuk menuntut kembali wilayah dan mengusir penjajah yang terus merangsek meluaskan rampasannya.
Angka Harapan Hidup Rendah
Menurut World Bank, angka harapan hidup di Palestina (74,40 tahun) tergolong rendah dibandingkan dengan Israel di angka 82,70 tahun. Angka harapan hidup sendiri merupakan indikator seseorang dapat hidup dengan mempertimbangkan faktor kesehatan, lingkungan, dan daya dukung kehidupan lainnya. Timpangnya angka harapan hidup saja menandakan bahwa penjajahan yang terjadi di Palestina bersifat sistemis dan jangka panjang.
Solidaritas untuk Palestina
Represi masih terus terjadi di Palestina. Serangan masih diarahkan ke penduduk sipil dan fasilitas medis. Tidak terhitung lagi berapa korban sipil tidak bersalah dari bayi, anak-anak, hingga dewasa. Kita tidak bisa tinggal diam. Segala bentuk dukungan akan sangat membantu agar krisis kemanusiaan yang terjadi di Palestina bisa teratasi dan kebutuhan hidup dasar bisa terpenuhi.
Sahabat maslahat, mari kita kuatkan doa untuk saudara kita di Palestina dan galang solidaritas untuk membantu krisis di Palestina dengan berdonasi. Donasi bisa disalurkan melalui Goamal.org/solidaritaspalestina. Jangan lupa, doa dan dukunganmu sangat berarti! Min al-nahr ila al-bahr! Allahu Akbar!
BSI Maslahat merupakan mitra strategi dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) dalam melakukan penghimpunan dan penyaluran dana ZISWAF, CSR dan Dana Sosial yang berpacu pada prinsip ekonomi yang berkelanjutan.
Sehingga pemanfaatan program yang dijalankan dapat berdampak luas. Pada tahun ini, BSI Maslahat mempunyai campaign baru yaitu Give 20k dan platform donasi digital yang bernama goamal.org.
Kontributor: Ardi Wahyudi – BSI Maslahat