Sya’ban menurut Bahasa berasal dari kata Syu’ub artinya mencari mata air karena orang-orang dahulu sedang mencari mata air pada bulan tersebut, atau lembah-lembah/gunung. Bulan Sya’ban adalah bulan pertengahan diantara dua bulan mulia yaitu bulan Rajab dan bulan Ramadhan. Pada bulan Sya’ban umat manusia sering kali melalaikannya.
Rasulullah justru melakukan banyak persiapan dalam mengisi waktu-waktu di bulan Sya’ban sehingga melebihi bulan lainnya setelah Sya’ban. Amalan shaleh yang dilakukan pada bulan Sya’ban sering diistilahkan sebagai \’pemanasan\’ untuk melakukan amalan-amalan terbaiknya di bulan selanjutnya.
Ustadz Abdul Muyassir dalam kajian Jubah BSI Maslahat, menerangkan beberapa amalan yang biasa dilakukan Rasulullah pada bulan Sya’ban antara lain:
1. Puasa
Rasulullah melakukan banyak melakukan puasa sunnah pada bulan Sya’ban bahkan Rasulullah puasa hampir sebulan penuh ketika bulan Sya’ban.
Menurut persaksian Ummu Salamah (istri Rasulullah Shallallahu \’Alaihi wa Sallam), mengatakan dalam HR. An Nasa\’i no. 2175 & At-Tirmidzi no. 736 yang artinya :
\”Saya tidak pernah mendapatkan Rasulullah berpuasa dua bulan berturut-turut kecuali bulan Sya\’ban dan Ramadhan.\”
2. Memperbanyak Baca Al Quran
Membaca quran juga membutuhkan kebiasaan. Apabila di bulan sya’ban sudah terbiasa membaca alquran maka di bulan Ramadhan menjadi sudah terbiasa. Para salafusshalih menghafalkan alquran di luar shalat pada bulan Ramadhan sebanyak 30 kali.
Salamah bin Kuhali Rahimullah berkata : “Dulu dikatakan bahwa bulan syaban adalah bulan para qurra’ (pembaca quran). Begitu pula yang dilakukan oleh Amr bin Qais rahimahullah apabila beliau memasuki bulan syaban beliau menutup tokonya dan mengosongkan dirinya untuk membaca quran (Lathaiful – Ma’raif libni Rajab Al Hanbali hal 138).
3. Memperbanyak Amal Shaleh
Abu Bakr Al Balkhi rahimahullah pernah mengatakan:
“Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan sya’ban adalah bulan menyirami tanaman dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen tanamanâ€. Dan dia juga mengatakan:
“Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Sya’ban seperti awan yang membawa hujan dan bulan Ramadhan seperti hujan. Barang siapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya’ban bagaimana mungkin dia memanen hasilnya di bulan Ramadhan.†(Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al -Hanbali hal.130)
4. Menjauhi Kesyirikan dan Permusuhan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya Allah muncul di malam pertengahan bulan Sya’ban dan mengampuni seluruh makhluknya kecuali orang musyrik dan musyahinâ€. (HR. Ibnu Majah no.1390)
Siapakah Musyahin itu?
Musyahin adalah orang yang memiliki permusuhan dengan saudaranya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga secara khusus menerangkan tentang orang yang memiliki permusuhan dengan saudara seagamanya.
Di bulan kita ini kita diperintahkan untuk tidak menyekutukan Allah. Fenomena kesyirikan perlu kita jauhi antara lain: bernazar kepada selain Allah, mencintai selain Allah sebagaimana kecintaannya pada Allah, meminta perlindungan (isti\’adzah) pada selain Allah.
Bulan Sya’ban adalah bulan persiapan yg perlu dipersiapkan, persiapan iman, persiapan ilmu, persiapan dakwah, persiapan keluarga, persiapan fisik, dan persiapan Jihad melawan hawa nafsu.