Meraih Takwa melalui Ibadah Kurban

Kurban adalah suatu ibadah yang mulia dan bentuk pendekatan diri pada Allah, bahkan seringkali ibadah Kurban digandengkan dengan ibadah shalat. Ibadah ini tidak hanya sekadar menyembelih hewan, tetapi juga mengandung nilai-nilai luhur seperti keikhlasan, pengorbanan, dan kepedulian terhadap sesama.  

Menunaikan ibadah kurban membutuhkan kesungguhan dan ketekunan, khususnya dalam upaya menyisihkan sebagian dari rezeki yang diperoleh untuk membeli hewan kurban. Proses ini lebih dari sekadar transaksi materi, melainkan mencerminkan ketulusan hati yang mendalam dan ketaatan seorang muslim kepada Allah SWT dengan menjalankan perintah-Nya. Kesediaan untuk mengorbankan sebagian harta demi meraih ridha Allah merupakan wujud nyata dari keimanan yang kokoh dan kecintaan yang besar kepada-Nya. Dengan berkurban, seorang muslim membuktikan bahwa ia lebih mengutamakan perintah Allah daripada kepentingan duniawi semata, serta berusaha untuk meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim AS. 

Melalui ibadah kurban pula, kita diajarkan untuk rela melepaskan sebagian harta yang kita miliki sebagai wujud syukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah. Selain itu, ibadah kurban juga menjadi sarana untuk mempererat tali silaturahmi antar sesama umat Muslim, karena daging kurban biasanya dibagikan kepada keluarga, tetangga, dan orang-orang yang membutuhkan. Allah Ta’ala berfirman,  

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ 

Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah.” (QS. Al Kautsar: 2) 

 

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ 

“Katakanlah: sesungguhnya shalatku, nusuk-ku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam.” (QS. Al An’am: 162). Di antara tafsiran an nusuk adalah sembelihan, sebagaimana pendapat Ibnu ‘Abbas, Sa’id bin Jubair, Mujahid dan Ibnu Qutaibah. Az Zajaj mengatakan bahwa bahwa makna an nusuk adalah segala sesuatu yang mendekatkan diri pada Allah ‘azza wa jalla, namun umumnya digunakan untuk sembelihan. 

Ketahuilah, yang ingin dicapai dari ibadah Kurban adalah keikhlasan dan ketakwaan, dan bukan hanya daging atau darahnya. Allah Ta’ala berfirman, 

لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ 

Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya.” (QS. Al Hajj: 37) 

Yang perlu kita ingat adalah ibadah kurban bukan sekadar menyembelih hewan. Allah SWT tidak mengharapkan daging dan darahnya, karena Allah Maha Kaya dan tidak membutuhkan apa pun. Dialah yang Maha Sempurna dan layak diagungkan. Esensi yang Allah harapkan dari kurban adalah keikhlasan yang mendalam, ihtisab (mengharap pahala dari-Nya dengan sungguh-sungguh), dan niat yang saleh, tulus karena Allah semata.  

Oleh karena itu, Allah SWT berfirman (yang artinya), “Ketakwaanmulah yang dapat mencapai rida-Nya.” Inilah yang seharusnya menjadi motivasi utama saat berkurban, ikhlas karena Allah, bukan riya (pamer) atau berbangga dengan harta, dan bukan pula menjalankannya hanya sebagai rutinitas tahunan tanpa menghayati maknanya. Kurban yang sejati adalah cerminan ketakwaan yang mendorong kita untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan rendah hati dan sadar akan kebesaran-Nya. 

Sebagai wujud nyata dari ketakwaan dan kepedulian tersebut, kami mengajak Sahabat Maslahat menyalurkan kurban melalui Byond by BSI pada menu berbagi lalu pilih “Beli Hewan Kurban” atau melalui https://digital.bsimaslahat.or.id/kurban 

 Baca juga : 7 Hikmah Ibadah Kurban: Lebih dari Sekadar Menyembelih Hewan